
SULUT, Teropong rakyat.com – Sebagai bagian dari upaya menjaga kelestarian lingkungan, PT Pegadaian bersama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Peduli Lingkungan Manegkel Solidaritas, TNI, murid-murid Sekolah Dasar (SD), serta masyarakat setempat, melaksanakan penanaman 5.000 bibit mangrove di pesisir Pantai Desa Kapitu, Minahasa Selatan, Rabu (21/08/2024) Siang.
Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian lingkungan untuk mengurangi dampak abrasi dan memperbaiki ekosistem pesisir yang mulai terancam rusak.
Penanaman mangrove ini adalah bagian dari program “Pegadaian Peduli” yang berkomitmen untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan hidup. Mangrove dipilih sebagai tanaman utama karena fungsinya yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pantai, melindungi garis pantai dari erosi, serta menjadi habitat berbagai jenis biota laut.
Pratikno, pimpinan wilayah Pegadaian Kanwil V Manado mengatakan kegiatan ini merupakan wujud nyata dari tanggung jawab sosial Pegadaian terhadap pelestarian lingkungan.
“Program pegadaian peduli kita melakukan penanaman 5000 pohon mangrove di Desa Kapitu. Kami berharap, dengan penanaman mangrove ini, dapat memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan serta ekosistem laut dapat terjaga,” ujarnya.
Kerja sama antara Pegadaian, LSM Peduli Lingkungan Manegkel Solidaritas, TNI, serta partisipasi aktif dari murid-murid SD dan masyarakat setempat menunjukkan semangat gotong royong dalam menjaga kelestarian alam. Para murid SD yang ikut serta dalam kegiatan ini tampak antusias menanam bibit mangrove, sembari belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Selain menanam mangrove, mereka juga membersihkan sampah yang berserahkan dipesisir pantai.
Advisor LSM Manengkel Solidaritas, Marsella Runtulalo mengungkapkan dari 75.000 hutan mangrove yang ada di Sulawesi Utara, 40 persen mengalami kerusakan.
“Luar biasa cepatnya keruskan, kalu untuk Sulawesi Utara 75.000 hektar hutan mangrove data tahun 2020, laju kerusakannya 40 persen.
Amurang Selatan sendiri hampir setengah, sekitar 7.500 hektar hutan mangrove yang ada di Amurang Selatan, laju kerusakannya tinggi 30 persen pertahun,” ungkapnya.
Marsella berharap agar proyek-proyek lingkungan bisa melibatkan semua pihak, terutama anak-anak sekolah dan masyarakat.
“Oleh karena itu pesan saya sebagai pemerhati lingkungan, perbanyak proyek-proyek lingkungan melibatkan anak sekolah, masyarakat dan pemerintah. Dan jangan lupakan setiap proyek lingkungan harus sisipkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat mulai dari penyajian bibit, jasa penanaman sehingga secara bersama- sama sinergi ekonomi masyarakat bertumbuh lingkungan lestari,” tandasnya.
Kegiatan ini, diharapkan masyarakat setempat akan semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan pesisir, sehingga keberlanjutan ekosistem dapat terjaga dengan baik. Penanaman 5.000 mangrove ini diharapkan menjadi awal dari banyak kegiatan serupa yang akan datang, untuk memastikan bahwa pesisir Pantai Desa Kapitu tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.(One/red)